Minggu, 19 Februari 2012

Mario Teguh

KELUAR DARI
KESEDIHAN
Sahabatku yang baik
hatinya, yang letih
dengan kesedihan
yang melambankan
kehidupan,
katakanlah ini
sebagai kalimatmu
sendiri …
Tuhanku Yang Maha
Mencintai dan Maha
Lembut,
Di pagi yang damai
ini, aku ingin
berterima kasih
kepadaMu, karena
kini kumengerti
bahwa,
"Aku bukan hanya
berhak untuk
berbahagia, tapi aku
juga berkewajiban
untuk berbahagia."
Jika aku hanya
mengeluhkan diriku
yang tak
dibahagiakan, maka
aku hanya meratap
sebagai korban.
Dan aku bukan
korban. Aku
penguasa atas
keputusanku sendiri.
Tak boleh ada orang
menyanderaku
dalam kesalahanku,
apalagi dalam
kesalahannya.
Aku bertanggung-
jawab bagi
kebahagiaanku
sendiri.
Jika bukan aku yang
tegas membela
diriku untuk
memajukan
kebahagianku
sendiri, siapa lagi?
Hari ini aku tak boleh
meneruskan
kebiasaanku
menikmati
kesedihan.
Dan aku tak mungkin
berhasil
membebaskan
hatiku dari
kesedihan, jika
tubuhku tak aktif
bergerak.
Kegiatan adalah
penghilang
kesedihan.
Tidak ada orang yang
aktif, sempat
meratap dalam
kesedihan.
Hanya orang yang
diam memanjakan
rasa malas dan
melunglaikan tubuh,
yang akan melapuk
dalam gerogotan
rasa sedih.
Aku diciptakan tidak
sesuai dengan
kesedihan. Itu
sebabnya aku
menderita dalam
kesedihanku.
Tapi kesedihanku
diciptakan untuk
menyegerakan
tindakanku, agar aku
menjadi lebih kuat
menghadapi orang
dan keadaan yang
dulu menyedihkanku.
Tuhan, mulai hari ini,
aku akan mengganti
air mata
kesedihanku dengan
air mata keharuanku
atas keindahan
kehidupan yang Kau
anugerahkan
kepadaku.
Tuhanku Yang Maha
Memungkinkan,
Tenagailah upayaku
untuk mengubah
kesedihan yang
melemahkanku,
menjadi kesedihan
yang menyegerakan
tindakanku.
Karena, penyesalan
terbesarku di masa
tuaku, bukanlah
karena aku salah
dalam tindakanku,
tapi karena
kurangnya
tindakanku.
Dan aku akan
menjadi
sebagaimana aku
menjadikan diriku
sendiri, dengan
ijinMu.
Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar